Total Tayangan Halaman

Selasa, 14 Mei 2013

Cryptosporidiosis, Kriptosporidiosis


Cryptosporidiosis (kriptosporidiosis), juga dikenal sebagai crypto, adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Cryptosporidium, yang merupakan protozoa parasit dalam divisi Apicomplexa. Ia akan mempengaruhi usus mamalia dan biasanya berupa infeksi akut jangka pendek. Hal ini menyebar melalui rute fecal-oral (kotoran-mulut), sering juga dari air yang terkontaminasi.
Karakteristik umum Cryptosporidium
Cryptosporidium adalah protozoa patogen dari divisi Apicomplexa dan menyebabkan penyakit diare yang disebut cryptosporidiosis. Jenis Apicomplexan patogen lainnya yaitu parasit Plasmodium (malaria) dan Toxoplasma (toksoplasmosis). Tidak seperti Plasmodium, yang penularannya melalui vektor nyamuk, Cryptosporidium tidak memanfaatkan seekor serangga vektor pun dan mampu menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu host, sehingga  cysta-nya dikeluarkan bersamaan dengan kotoran dan mampu menular ke host baru.
Sejumlah Cryptosporidium menulari mamalia. Pada manusia, jenis Cryptosporidium utama penyebab penyakit adalah C. parvum dan C. hominis (sebelumnya C. parvum genotip 1). C. canis, C. felis, C. meleagridis, dan C. muris juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Infeksi cryptosporidiosis biasanya bersifat infeksi akut jangka pendek, namun dapat menjadi parah dan sulit disembuhkan pada anak-anak dan individu dengan immunocompromised (seperti pasien AIDS). Pada manusia, ia akan tetap berada di usus terbawah dan dapat bertahan disana sampai lima bulan.
Penularan
Infeksi penyakit ini dari material yang terkontaminasi seperti tanah, air, makanan yang tidak dimasak atau telah kontak dengan kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi. Kontak kemudian ditransfer ke mulut dan ditelan. Hal ini terutama terjadi diantara mereka yang biasa kontak dengan air tawar saat berenang. Tingginya resistensi oocysts Cryptosporidium terhadap disinfektan seperti khlor memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama dan masih dalam kondisi siap menginfeksi.
Gejala
Gejala muncul dari dua sampai sepuluh hari setelah terinfeksi, dengan rata-rata 7 hari, dan batasnya sampai dua minggu, atau dalam beberapa kasus langka sampai satu bulan. Penyakit dapat tidak bergejala atau dapat menyebabkan diare akut atau terus-menerus yang dapat berlangsung selama beberapa minggu. Diare biasanya berair dengan lendir. Sangat langka untuk menemukan darah atau sel darah putih dalam penyakit ini. Selain diare berair tadi, sering ada rasa sakit atau kram perut dan demam ringan. Gejala lainnya termasuk mual, muntah, malabsorption (rendahnya penyerapan nutrisi oleh usus) dan dehidrasi. Anorexia dapat terjadi, seperti kehilangan berat badan. Orang-orang yang mengalami asymptomatic (tidak memiliki gejala), penyakit ini tetap infective (bisa menularkan).
Penyakit parah, termasuk Pancreatitis, dapat terjadi sebagai akibat infeksi penyakit ini. Pancreatitis adalah pendarahan pada pankreas.
Orang dengan Immunocompromised (imun redah), anak-anak, dan orang tua, dapat mengembangkan bentuk cryptosporidiosis yang lebih parah. 4 % dari mereka biasanya tidak memiliki gejala-gejala, 29 % mempunyai infeksi sementara, 60 % mengalami diare kronis, dan 8 % mengalami infeksi parah seperti infeksi kolera. Infeksi diare-sementara berakhir dalam waktu 2 bulan dan Cryptosporidium tidak lagi ditemukan di dalam kotoran. Diare kronis adalah diare yang berlangsung selama 2 tahun atau lebih, bentuknya terlihat dari volume  air kotoran pasien yang setidaknya  mengeluarkan 2 liter diare berair per hari. Kadang juga  dapat kehilangan hingga 25 liter per hari. pasien AIDS dapat mengalami 10 kali buang air besar per hari. Mereka mengalami malabsorpsi  parah dan dapat kehilangan 10% berat badan. Banyak dari mereka tidak pernah sepenuhnya menghapuskan Cryptosporidium dari tubuh mereka.
Ketika Cryptosporidium menyebar ke luar usus – karena penyakit ini dapat menjadi dominan akibat tubuh kekurangan imun pada pasien AIDS – mereka dapat mencapai paru-paru, telinga, pankreas, dan bagian perut lainnya. Parasit dapat menulari biliary tract (sekitar lever), menyebabkan biliary cryptosporidiosis. Hal ini menyebabkan cholecystitis dan cholangitis.
Tes Diagnostik
Ada banyak tes diagnostik untuk Cryptosporidium, diantaranya secara mikroskopis, staining (pemberian noda), dan deteksi dari antibodi.
  • Mikroskopis dapat membantu mengidentifikasi oocysts pada kotoran. Untuk meningkatkan peluang mencari oocysts, ahli diagnosa harus memeriksa minimal 3 sampel kotoran.
  • Teknik Staining yaitu dengan memberikan asam-fast staining, yang akan memberikan noda merah pada oocysts. Sebagian dari usus kecil dapat dicemarkan dengan hematoxylin dan eosin (H & E), yang akan menampilkan oocysts yang melekat pada sel epithelial.
  • Deteksi antigen merupakan cara lain untuk mendiagnosa penyakit. Ini dapat dilakukan dengan Direct Fluorescent Antibody (DFA).
Polymerase chain reaction (PCR) bisa juga digunakan untuk mendiagnosa cryptosporidiosis. Ia bahkan dapat mengidentifikasi jenis Cryptosporidium tertentu.
Pengobatan
Tidak ada obat yang bisa diandalkan untuk pengobatan radang usus cryptosporidium. Obat tertentu seperti paromomycin, atovaquone, nitazoxanide, dan azithromycin kadang-kadang digunakan, tetapi biasanya hanya memiliki efek sementara. Kesulitan ini terutama terjadi untuk orang dengan penyakit parah dan sistem kekebalan yang lemah.
Pengobatan bisa manjur pada tahap awal penyakit. Cairan-cairan perlu terus diganti secara oral (banyak minum). Dalam situasi langka, cairan darah mungkin diperlukan. Antibiotik biasanya tidak bermanfaat, dan  kekambuhan ulang sering terjadi.
1. Pada immunokompeten (imun sehat)
Mayoritas individu dengan immuno-kompeten mengalami penyakit ini dalam waktu singkat (kurang dari 2 minggu) yang membutuhkan perawatan dengan pencegahan pada dehidrasi yaitu banyak minum air dan kadang-kadang menggunakan obat anti-diarrhoeal. Nitazoxanide adalah salah satu obat yang telah disetujui FDA (badan obat-obatan USA) untuk digunakan pada orang dengan immunocompetent untuk memerangi diare. Spiramycin dapat membantu memperpendek lama diare pada anak-anak.
2. Pada immunocompromised (imun rendah)
Pada immunocompromised seperti pengidap AIDS, penyembuhan penyakit cryptosporidiosis berjalan lambat atau bisa juga tidak dapat disembuhkan sama sekali. Sering menyebabkan kondisi parah dan permanen terutama dalam  bentuk diare berair yang digabungkan dengan menurunnya kemampuan usus untuk menyerap gizi. Hasilnya adalah penyakit akan semakin parah : dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan gizi, kekurangan tenaga, dan akhirnya mati. Spiramycin dapat membantu dalam merawat pasien diare yang sedang dalam tahap awal AIDS.
Tingkat kematian bagi pasien yang terinfeksi AIDS pada umumnya didasarkan pada jumlah CD4; pasien dengan CD4  lebih dari 180 sel / mm ³ umumnya sembuh dengan dukungan dan perawatan dari obat rumah sakit, tetapi pasien dengan CD4 di bawah 50 sel / mm ³, efeknya biasanya fatal dalam tiga sampai enam bulan.  Kasus (langka) : seorang pasien AIDS dari Iran yang telah mengalami pulmonary cryptosporidiosis selain cryptosporidiosis usus, pemberian azithromycin dan paromomycin membantu menghapus infeksi dari tubuhnya.
Saat ini, pendekatan yang terbaik adalah bagaimana meningkatkan status kekebalan pada pasien dengan immunodefisiensi. Probiotic Saccharomyces boulardii dijual melalui apotik-apotik dan toko-toko kesehatan (dengan nama merek obat Florastor di Amerika Serikat dan DiarSafe di Inggris) telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat dalam perawatan diare dan gejala penyakit lainnya termasuk cryptosporidium. Parenteral octreotide asetat dapat membantu menurunkan jumlah kotoran yang keluar.
Resiko terpapar penyakit ini
Cryptosporidiosis ditemukan di seluruh dunia. Itu menyebabkan 50,8%  penyakit dari air disumbangkan oleh parasit. Kelompok berikut ini memiliki risiko yang tinggi terkena Cryptosporidium:
  • Orang yang secara teratur berenang di kolam renang (kemungkinan terminum air kolam renang) dengan sanitasi yang kurang  (Beberapa jenis Cryptosporidium tahan terhadap khlor),
  • Perawat anak-anak,
  • Orang tua dari anak-anak yang terinfeksi,
  • Orang yang merawat orang lain dengan cryptosporidiosis,
  • Wisatawan international,
  • Orang yang berkemah di alam terbuka, yang minum air di alam tanpa di-filter/masak terlebih dahulu,
  • Orang yang menangani ternak yang terinfeksi, dan
  • Orang yang terkena kotoran manusia melalui kontak seksual.
Sumber: Wikipedia.

0 komentar:

Posting Komentar